Selasa, 19 April 2016

Prinsip Pedoman dan sikap mental Seorang Cleaning Service

3 (tiga) prinsip konsep cleaning service :
1.      Kebersihan
2.      Kerapian
3.      Ketelitian
Dan berpedoman pada 5 (lima) R dan 1 (satu) T :
1.      Resik : Bersih secara rasa, raba dan pandang.
2.      Ringkas : Cara kerja yang tertib dan terarah (effective).
3.      Rapi : Kerapian untuk dri sendiri maupun hasil kerja.
4.      Rawat : Pemeliharaan peralatan dan teliti.
5.      Rajin : Melakukan pekerjaan secara kontinyu dan terus menerus.
6.      Teliti : Melakukan pekerjaan dengan benar dan mengecek hasil kerja.
Dengan 5 (lima) sikap mental kerja :
1.      Ikhlas : Dalam melaksanakan pekerjaan.
2.      Jujur : jujur segi keuangan, absensi.
3.      Disiplin : dalam waktu kerja.
4.      Tanggung jawab : Dalam bekerja maupun hasil kerja.
5.      Loyal : Terhadap institusi dan system kerja.

Senin, 11 April 2016

Kita harus hemat Plastik Sampah

Mengapa tiap kita belanja di supermarket atau mini market dikenakan biaya Plastik Rp. 200,- s/d Rp. 500,- per kantong ?


KBRN, Jakarta : Sampah plastik menjadi masalah utama karena plastik sangat sulit terurai dalam tanah, membutuhkan waktu bertahun-tahun dan ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganannya.

Sejauh ini, penanganan yang paling praktis dalam pengelolaan sampah yaitu dengan dibakar. Namun, sejumlah ilmuwan Indonesia yang tengah mengenyam pendidikan di Jepang, telah menemukan cara efektif dalam mengelola sampah plastik yang aman baik untuk kesehatan juga lingkungan serta efektif.

Asisten Profesor dari Tokyo Institute of Technology (Tokyo Tech), Panji Prawisuda, mengatakan, tim peneliti telah menemukan cara ampuh dalam mengelola sampah plastik yang aman, yakni dengan menggunakan air panas.

Sampah yang dibakar berbahaya untuk kesehatan tubuh, karena sampah dibakar pada suhu rendah sehingga meninggalkan asap putih yang beracun dan berefek sesak nafas. Dari plastik sendiri memiliki senyawa yakni zat dioksin. Hingga kini zat dioksin masih diperdebatkan sumbernya. Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya, dioksin berasal dari klorin.

Klorin plastik memiliki persamaan dengan larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl), pada garam. Pada umumnya peneliti menyebut dengan plastik Polivinil Klorida (PVC). Namun diakuinya, PVC pada plastik sulit diurai karena menyatu dengan zat lainnya.

Oleh sebab itu, pengelolaan sampah untuk mengurai zat berbahaya plastik yakni menggunakan air panas tanpa perlu dibakar dengan metode hydrothermal. Dengan menggunakan air panas, senyawa klorin akan berubah menjadi garam. Dari proses itu, garam itu dapat dibuang karena larut dalam air sehingga klorin hilang.

“Di Jepang kami sudah mengembangkan teknologi mengolah sampah tanpa dibakar dengan metode hydrothermal, sampah tidak perlu dibakar, hanya diolah dengan air panas sehingga klorin terpisah dari nyawa plastik lainnya dan berubah garam,” kata Panji dalam dialog dengan Pro3 RRI, Minggu (26/8).

Panji merupakan asisten profesor dari universitas ternama Tokyo Tech pada Fakultas Interdisciplinary Graduate School of Science and Engineering. Salah satu bentuk kontribusinya, yakni dengan bergabung pada komunitas olahsampah.com, komunitas yang senantiasa menyosialisasikan kepada masyarakat tentang cara mengelola sampah dengan pendekatan teknologi. (Sgd/HF)

sumber : www.rri.co.id